Mengapa kita Kentut?
“Brooot..”
Tau gak itu suara apa?
Yak. Kentut.
Suara kentut itu bermacam-macam. Tergantung tingkat kehokian
orang yang kentut.
Kalo orang yang kentut itu hoki, biasanya suara kentutnya
pelan dan bahkan gak bau. Jadi ya gak malu-maluin.
Kalo orang yang kentut gak hoki. Ini nih yang bikin apes.
Merugikan banyak pihak.
Pertama, yang jelas dia malu gara-gara ketauan kentut. Udah
bunyinya gede, bau lagi.
Kedua, kasian orang yang disekelilingnya, apalagi yang
disebelahnya. Nyesek napas nyesek hati. Kalo lagi di tempat terbuka sih
mending, bisa ngejauh. Kalo lagi antri daging kurban?
Dan sekarang, sesuai judul.
Mengapa
kita kentut?
Sebelum dicerna, makanan yang
kita makan akan berkumpul di usus besar. Ampas makanan yang berkumpul di usus
besar kemudian difermentasi, dan saat itulah muncul bermacam gas. Makanan dan
minuman yang kita makan dan udara yang kita hirup menimbulkan tekanan gas yang
besar. Tekanan gas yang menembus dubur itulah yang disebut kentut. Selain itu gas melewati dubur, otot di sekeliling dubur
ikut bergetar dan menghasilkan suara kentut.
Gas yang
dihasilkan dari makanan yang kita makan akan berbeda-beda, tergantung unsur
pembentuk makanan itu. Bau kentut akan sangat menyengat jika kita makan daging
atau kacang-kacangan yang banyak mengandung protein.